Wakili Indonesia, Lurah Panggungharjo Ikut KTT di Jerman
Pemerintahan

Wakili Indonesia, Lurah Panggungharjo Ikut KTT di Jerman

Sewon,(bantul.sorot.co)--Wahyudi Anggoro Hadi, Lurah Panggungharjo, Kapanewon Sewon terpilih mewakili seluruh desa di Indonesia untuk ikut dalam Konferensi Tingkat Tinggi New Rural di Frankfurt, Jerman pada pertengahan bulan Juni 2022 lalu.

Selama 14 hari berada di negeri Panzer, Wahyudi melakukan banyak dialog dengan 41 negara peserta. Dari Indonesia, Wahyudi menjadi salah satu perwakilan bersama kepala desa Grenggeng, Karanganyar, Kabupaten Kebumen.

Saat ditemui di kantornya, Wahyudi menjelaskan, di KTT New Rural banyak diisi dengan kegiatan diskusi dan bertukar gagasan soal sistem pemerintahan desa di masing-masing negara. Dalam hal ini, pertemuan negara-negara tersebut bertujuan untuk merubah perspektif masyarakat desa untuk dunia dimasa depan.

"Sebetulnya itu adalah agenda pameran seni rupa 5 tahunan yang diadakan oleh Documenta Fifteen yang diselenggarakan di salah satu kota di Jerman, Kassel. Termasuk ada New Rural Agenda," ujarnya, Sabtu (06/08/2022).

Kata Wahyudi, New Rural Agenda merupakan gagasan dari sebuah organisasi nirlaba asal Majalengka yang berfokus pada kajian kehidupan lokal pedesaan yang pada kesempatan itu turut diundang ikut bagian. 

Terpilihnya Wahyudi untuk mewakili desa-desa di Indonesia tak terlepas dari gagasannya membangun konsep ketahanan pangan melalui prinsip sosial, budaya dan agama, dimana hal ini menjadi tantangan dunia kedepannya.

"Pada kenyataannya desa ini memiliki tiga komoditas strategis yang tidak dimiliki oleh masyarakat kota. Pertama ada komoditas air bersih, sekarang masyarakat kota untuk minum mereka harus beli, kedua, desa punya udara bersih, sementara masyarakat kota mau menghirup udara bersih harus ke pantai, ke gunung atau ke desa dan yang ketiga kita punya sumber pangan sehat. Komoditas ini yang menjadi komoditas primer yang hanya ada di pedesaan," paparnya.

Oleh karena itu, pertemuan perwakilan negara-negara seperti Cina, Amerika Latin, Australia dan lainnya ini ingin merumuskan masa depan dunia dan peradaban dengan melibatkan desa yang dalam kenyataannya memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan dunia dimasa yang akan datang.

"Dalam perumusan New Urban Agenda desa itu hanya dijadikan sebagai objek, padahal untuk sumber kehidupan utama ini mereka sebetulnya tidak memiliki. Sehingga masyarakat desa ini berkumpul, bersepakat dan merumuskan," imbuhnya.

Wahyudi mengungkapkan, bukti nyata dari kekuatan desa adalah saat seluruh dunia terguncang akibat pandemi Covid-19. Ekonomi masyarakat kota yang bergantung kepada kekuatan kapitalis dan pasar seketika runtuh. Banyak perusahaan tak bisa menggaji karyawan sampai PHK besar-besaran membuat masyarakat kota banyak yang kelaparan. Sementara di desa, masyarakatnya masih bisa menghasilkan kebutuhan pangannya sendiri.

Tak hanya itu, kekuatan desa kembali terbukti dimana masyarakat kota harus kembali ke desa untuk mempertahankan hidupnya dimasa pandemi Covid-19.

Selama mengikuti kegiatan itu, selain bisa bertukar pikiran dan menyampaikan gagasan yang sebelumnya sudah ia bawa, Wahyudi juga banyak belajar dari setiap negara peserta yang mana masing-masing memiliki ilmu yang bisa dibawa untuk kemajuan desa kedepannya.