Vaksinasi Dosis 3 Terus Digenjot, Dinkes Rencanakan Suntikan Vaksinasi Dosis 4 untuk Ribuan Nakes
Bantul, (bantul.sorot.co)--Ratusan warga Gadingharjo, Sanden, Bantul antusias mengikuti vaksinasi dosis 3 atau booster yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BINDA) DIY di Balai Kalurahan setempat, Rabu (03/07/2022).
Koordinator Vaksinasi Bantul BINDA DIY, Nugroho menyebut setidaknya 400 orang mengikuti vaksinasi dosis 3. Hal ini akan terus digalakkan mengingat khusus Sanden capaian vaksinasi booster masih rendah yang baru mencapai 19 persen.
Kalau capaian lingkup Bantul saat ini 24,47 persen. Ini masih jauh dari angka aman yang seharusnya 70 persen,” ujarnya ditemui di sela-sela memantau kegiatan Vaksinasi Covid-19.
BINDA DIY akan terus berkontribusi mendongkrak capaian vaksinasi hingga paling tidak mencapai target. Untuk itu saban hari pihaknya mematok target 300-400 dosis vaksinasi dengan layanan dibuka di sejumlah titik di wilayah DIY.
Sementara itu Kepala Dinkes Bantul, Agus Budi Rahardjo mengatakan, keinginan warga untuk vaksinasi booster belakangan ini meningkat cukup tajam. Hal ini karena pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan vaksinasi sebagai syarat perjalanan, pelayanan publik, masuk ke pasar modern hingga syarat menonton pertandingan sepakbola.
Oleh karena antusias masyarakat cukup besar, pihaknya pun menambah pelayanan vaksinasi di halaman Dinkes yang sebelumnya hanya hari Jumat, sekarang ditambah Rabu.
Jumat itu tiap hari 400-500 warga. Makanya kita tambah pelayanan hari Rabu. Tapi mbok motivasinya itu jangan hanya memenuhi syarat tapi ingin sehat ingin memproteksi diri sendiri gitu lho,” tandasnya.
Agus menambahkan pihaknya kini juga tengah menyiapkan vaksinasi dosis ke-4, untuk para tenaga kesehatan (nakes) yang rencananya akan dimulai pekan depan. Setidaknya ada 9 ribu sampai 10 ribu nakes yang akan mendapat vaksinasi.
Agus menuturkan dosis ke-4 ini penting bagi nakes mengingat nakes memiliki risiko tinggi akibat paparan Covid-19.
Nakes memiliki risiko tinggi karena menangani langsung, makanya diproteksi lebih dulu. Seperti kasus yang lalu nakes bertumbangan sehingga pelayanan tersendat. Supaya pelayanan tetap optimal diproteksi lebih awal, agar antibodi semakin tinggi. Kalau untuk masyarakat umum belum, sementara ini hanya untuk nakes,'' pungkasnya.
