
Gubernur DIY : Lawan Wabah Dengan Mereformasi Sikap
Bantul,(bantul.sorot.co)--Pagebluk Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 yang tengah melanda tanah air tak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta, terkhusus Kabupaten Bantul saat ini mengingatkan orang nomor satu di bumi Mataram, Sri Sultan Hamengku Buwono X, terhadap sebuah peristiwa besar yakni gempa bumi 2006, yang memporak-porandakan Bantul dan memakan ribuan korban jiwa.
Kala itu masyarakat Bumi Projotamansari dengan cepat bangkit Gumregah dari keterpurukan di mana semua elemen masyarakat bergotong royong saling menolong tanpa membeda-bedakan agama golongan dan strata sosialnya. Memang peristiwa kala itu, berbeda dengan yang terjadi sekarang ini, ibarat pertempuran harus melawan musuh yang tidak kasat mata. Bahkan bersifat laten dan jangka panjang.
Berbeda dengan 15 tahun yang lalu (gempa bumi 2006-red) saat ini andaikan pertempuran kita menghadapi musuh yang tak kasat mata. Bahkan pandemi ini pun bersifat laten dan jangka panjang. Dulu dampak kerusakan terlihat nyata dan berhenti setelah Gempa susulan usai. Sehingga bisa dengan cepat ditangani,” ujar Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, ketika menyampaikan sabdatama peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-190 secara virtual di Gedung Induk Lantai 3 Kompleks Kantor Bupati Parasamya, Senin (26/7/2021).
Meski berbeda kondisinya, lanjut Gubernur DIY, tetapi semangat kebersamaan menghadapi situasi yang sulitnya pun tetap sama. Oleh karenanya spirit itu harus disegarkan kembali. Jika saat musibah gempa harus merekonstruksi rumah, mereformasi sikap upaya yang paling efektif memerangi pandemi. 
Dengan memenuhi protokol kesehatan setidaknya penegakan aturan yang paling elementer 3 M dan didukung dengan perwujudan 3 T ( testing, tracing, treatment) yang dimulai di mulai dari tingkat terbawah yakni satgas tingkat RT Dusun yang selain dibiayai dana desa juga swadaya masyarakat sebagaimana pengalaman 2006 lalu. Sultan menyakini wabah lekas berlalu.