Ada Kreasi Anyaman Bambu di Festival Desa Dlingo
Budaya

Ada Kreasi Anyaman Bambu di Festival Desa Dlingo

Dlingo,(bantul.sorot.co)--Kementerian Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia menggelar Festival Desa Dlingo di Kantor Desa Dlingo, Minggu (30/7/2018). Kemendes PDTT memilih desa ini lantaran dinilai cukup baik dalam mengelola dan memanfaatkan Dana Desa dari pemerintah pusat.

Dalam kegiatan festival ini juga digelar workshop Pengembangan BUMDes narasumber Kabiro Humas dan Kerjasama Kemendes PDTT, DR Bonivasius Prasetya Ichitianto; Kabid Program dan Pengelolaan Data Sistem Informasi, Balai Besar Pelatihan Masyarakat Yogyakarta, Dedi Sulasmono dan mantan kades Dlingo Bahrun Wardoyo.

Dikatakan Bonivasius, festival ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar ikut peduli dan berperan aktif dalam pengawasan serta pemanfaatan Dana Desa. Ia berharap kegiatan ini dapat bermanfaat agar masyarakat makin peduli dalam pengawasan Dana Desa sehingga bisa bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan utama dalam pengelolaan Dana Desa dan pembangunan desa itu kan terletak di masyarakat dan aparat di desa, mereka siap belum mengelola dana desa tersebut. Nah, kami di Kementerian sudah melaunching Akademi Desa 4.0, itu merupakan jawaban dari permintaan desa dan daerah untuk peningkatan kapasitas aparat (perangkat) desa dalam pengelolaan dana desa,” ungkap Bonivasius.

Dijelaskan, dalam Akademi Desa 4.0 tersebut para aparat desa akan mendapatkan modul-modul yang berisi pengetahun tentang pengelolaan dana desa mulai dari perencanan, penganggaran, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban keuangan desa. Dengan Akademi Desa 4.0 tersebut, kementerian ingin melakukan standardisasi pembelajaran pembangunan desa di Indonesia. 

Di tahun 2018 ini, pemerintah menganggarkan Dana Desa sebesar Rp 60 triliun dengan jumlah desa penerima mencapai 74.910. Hingga 2017 lalu, melalui program Dana Desa itu telah direalisasikan jalan desa sepanjang 123.848 kilometer, jembatan 791.258 sepanjang kilometer, pasar desa sebanyak 6.576 unit dan BUMDes sebanyak 26.750 unit. Melalui Dana Desa berbagai kegiatan pembangunan yang lain juga telah dilaksanakan.

Tujuan program Dana Desa adalah meningkatkan pelayanan publik, mengurangi kemiskinan, memajukan ekonomi, mengurangi kesenjangan pembangunan dan membantu menyelesaikan masalah di desa,” tegasnya.

Sementara itu, kehadiran Dana Desa di Dlingo telah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan perekonomian masyarakat. Keberadaan badan usaha milik desa (BUMDes) di Dlingo dinilai telah bermanfaat bagi masyarakat setempat yakni dengan hadirnya sejumlah unit usaha. Diantaranya adalah kehadiran DesaMart dan yang paling terbaru yang diresmikan saat berlangsungnya Festival Desa Dlingo yakni unit usaha kuliner restoran desa Resto Bale Ketebu.

Dalam Festival Desa Dlingo kali ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi budaya, bazaar dan kegiatan explore potensi desa seperti pameran hasil produk lokal yang dikembangan oleh pelaku UMKM. Berbagai potensi lokal baik kerajinan maupun produk hasil olahan makanan dipamerkan dalam festival ini. Diantaranya produk kerajinan tradisional seperti anyaman bambu tradisional yang sudah dikreasi menjadi aneka produk bernilai ekonomis.

Adapun yang dipasarkan di DesaMart Giri Artha yakni produk-produk lokal beru pa hasil kerajinan anyaman bambu khas Dlingo dengan berbagai kreasi. Seperti kap lampu, tempat tisu, box penyimpan dokumen dan lainnya.

Kami semuanya produk lokal. Sekarang produk anyaman bambu di sini sudah banyak macam kreasinya. Kalau dulu anyaman bambu hanya sebatas bakul atau saringan,” ujar Vina, salah satu pelaku UMKM di Kecamatan Dlingo.