
Menyebar di Tiga Kabupaten, Virus LSD Tidak Akibatkan Kematian Hewan Ternak
Bantul,(bantul.sorot.co)--Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa, mengatakan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan rumaninsia tidak sampai mengakibatkan kematian hewan. Penyakit akibat virus LSDV atau Lumpy Skin Disease Virus, yang berasal dari gigitan serangga, juga tidak menular ke manusia atau zoonosis.
Tidak (menyebabkan) mematikan (hewan) dan tidak zoonosis atau menular kepada manusia,” kata Hendra, saat menghadiri kegiatan Kick Off Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dalam gerakan Pengendalian dan Penanggulangan PMK Nasional di kawasan Kelompok Kandang Ternak 45, di Depok, Parangtritis, Kretek Bantul, Sabtu (28/01/2023).
Ia menjelaskan, penularan virus ini melalui vektor seperti lalat nyamuk atau serangga lainnya dan menyerang secara acak. Gejala awal terpapar virus ini, kulit rumaninsia akan mengalami bentol-bentol, diikuti dengan demam. Penyakit ini bertahan 2 sampai dengan 4 minggu.  
Upaya mengurangi reflikasi virus dengan memberikan obat yang biasanya dijual di toko pakan peternakan maupun toko-toko obat. Lebih jauh Hendra mengatakan, pencegahan penyebaran dapat dilakukan dengan mengawasi pembatasan lalu lintas rumaninsia. Mengurangi habitat vektor, seperti kandang lembab, vases yang tidak dibuang, serta suhu yang rendah, serta menggencarkan kegiatan vaksinasi.
Menurutnya, virus LSD terdeteksi telah menjangkiti sejumlah hewan ternak di tiga Kabupaten Sleman, Gunungkidul dan Kulon Progo. Hal ini diketahui setelah pihaknya, mengambil sampel darah sapi, dan ditemukan beberapa hewan ternak terjangkit virus tersebut. Kendati demikian, masyarakat dihimbau tidak perlu resah karena pemerintah tengah mengusahakan vaksinasi LSD.
Vaksinasi dilakukan memang dari sisi jumlah masih terbatas tapi insyaallah tahun ini pemerintah akan mengusahakan,” tandas Kepala BBVet Wates yang membawahi DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.